Seorang pekerja di toko roti menjual roti tradisional di Kairo, Mesir. Buhairi Nawawi/Shutterstock. Mengolah makanan, dalam hal ini roti, merupakan teknik mendasar dalam sejarah manusia. Ini mungkin sama tuanya dengan kemampuan berburu dan mengumpulkan makanan. Begitu menemukan berbagai biji-bijian, mereka menggilingnya menjadi tepung dan membuat roti. “Kami mengira nenek moyang kita adalah petani dulu dan tukang roti kedua,” kata Amaia Arranz-Otaegui, ahli arkeobotani dari University of Copenhagen, sebagaimana dikutip laman National Public Radio NPR. Sebagaimana ditulis laman History, roti dalam berbagai bentuknya, merupakan makanan yang paling banyak dikonsumsi di dunia. Tak hanya sumber karbohidrat yang penting, roti juga mudah dibawa. “Ini menjelaskan mengapa roti menjadi bagian integral dari makanan kita selama ribuan tahun,” tulisnya. Baca juga Tan Ek Tjoan, Kisah Sejarah dalam Sepotong Roti Banyak orang mengira bahwa bangsa Mesir yang pertama membuat roti. Tebakan itu tak sepenuhnya benar. Pasalnya, roti sudah dibuat sejak tahun lalu di Eropa. Sejak itu, manusia mulai menemukan paling tidak tiga inovasi utama dalam menciptakan roti “modern” ragi, tepung halus, dan pengiris mekanis. Roti Pipih Penelitian menunjukkan bahwa manusia mulai membuat roti tahun yang lalu. Pertamanya, manusia prasejarah membuat bubur dari air dan biji-bijian. “Ini adalah lompatan kecil untuk mulai memasak campuran ini menjadi padat dengan menggorengnya di atas batu,” catat History. Resep ini diketahui berkat studi pada 2010 oleh National Academy of Sciences yang diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences PNAS. Mereka menemukan jejak pati di lesung dan batuan mirip alu berusia tahun. Ilustrasi perempuan Arab sedang memanggang adonan segar untuk roti Taboon atau Laffa, roti pipih Timur Tengah dan Israel. Inna Reznik/Shutterstock. Jejak pati itu kemungkinan berasal dari akar tanaman ekor kucing cattails dan pakis. Akar dikupas dan dikeringkan lalu digiling menjadi tepung dan dicampur air. Hasilnya mirip adonan dimasak di atas batu yang dipanaskan. “Ini seperti roti pipih, seperti pancake dengan hanya air dan tepung,” kata Laura Longo, peneliti dalam tim dari Institut Prasejarah dan Sejarah Awal Italia, dikutip Reuters. Baca juga Bubur Perjuangan dan Roti Asia Mereka mencoba untuk mereplika pembuatan roti itu. Hasilnya, roti renyah seperti kerupuk. “Tapi tidak terlalu enak,” ujar Laura. Batu penggilingan, yang masing-masing berukuran pas dengan telapak tangan orang dewasa, ditemukan di situs arkeologi di Italia, Rusia, dan Ceko. “Penemuan ini mungkin juga mengecewakan para penggemar diet paleolitik, yang mengasumsikan manusia purba makan makanan yang berpusat pada daging,” catat laman itu. Roti Beragi Bagaimana manusia membuat roti pipih prasejarah itu menjadi roti lembut nan menul-menul? Ragilah yang membuat roti gepeng menjadi roti yang ringan dan mengembang. Ada tiga peradaban besar di dunia kuno yang bergantung pada roti, yaitu Mesir, Mesopotamia kini Irak, dan Harappa di lembah Sungai Indus kini Pakistan. “Roti adalah mayoritas kalori mereka,” kata William Rubel, sejarawan makanan dan penulis Bread A Global History, kepada Live Science. “Roti memungkinkan populasi surplus dan kelas sosial berkembang. Tidak akan ada kelas pengrajin yang full-time jika tidak ada roti.” Ilustrasi adonan roti yang mengembang berkat ragi. NewNorm-DJS/Shutterstcok. Howard Miller, sejarawan makanan dan profesor di Lipscomb University di Nashville, Tennessee, berpendapat bahwa roti beragi pertama yang diketahui berasal dari sekitar SM di Mesir. Namun, Rubel lebih yakin kalau roti dengan ragi pertama kali dibuat di Mesopotamia. Baca juga Tak ada Roti Bir pun Jadi Orang Mesir kuno juga membuat bir dengan memanggang “adonan yang kaya ragi” menjadi “roti bir”. Mereka lalu menghancurkan roti itu dan menyaringnya dengan air, yang kemudian akan difermentasi menjadi bir. “Bir adalah roti cair,” kata Miller. “Mereka memiliki bahan yang sama, yaitu air, biji-bijian, dan ragi, hanya dalam proporsi yang berbeda.” Roti Lembut Manusia terus berinovasi untuk menciptakan roti “modern”. Butir roti paling awal digiling dengan tangan memakai batu. Ini menghasilkan roti gandum utuh yang kasar. “Keturunannya adalah roti pedesaan berwarna gelap dari Eropa, seperti roti pumpernickel,” tulis History. Mesopotamia menyempurnakan proses itu pada sekira 800 SM. Mereka menggunakan dua batu bundar datar, ditumpuk di atas satu sama lain untuk menggiling biji-bijian. Batu-batu ini diputar oleh hewan penarik atau budak. “Penggilingan ini merupakan asal mula bagaimana kita membuat tepung hari ini,” lanjut History. Rupanya tepung yang halus sangat berharga saat itu, sehingga dipakai sebagai simbol status. Keinginan akan roti yang paling putih dan paling lembut terus berlanjut hingga era modern. Batu penggiling biji-bijian untuk membuat tepung Natalya Erofeeva/Shutterstock Roti Iris Pabrikan Selama ratusan tahun, roti putih dijual dalam bentuk utuh untuk dipotong di rumah, seperti baguette Prancis. Pada 1917, pembuat perhiasan keliling, Otto Rohwedder menciptakan alat pengiris roti mekanis pertama. Awalnya, banyak perusahaan yakin tidak akan banyak orang yang tertarik dengan alat ini. Mesin pengiris rotinya pun tak juga dipasang di pabrik sampai tahun 1928. Dalam dua tahun setelahnya, 90 persen roti yang dibeli di toko, telah diiris dari pabrik. Baca juga Menikmati Sejarah Kue Pai Pada 1930, roti iris buatan pabrik dapat ditemukan di sebagian besar kota di seluruh negeri. Jika beberapa dekade sebelumnya roti adalah produksi rumahan, mayoritas orang Amerika pada masa ini makan roti yang dibuat secara komersial. Otto Frederick Rohwedder. Wikimedia. Mesin pengiris roti yang digunakan oleh toko roti tanpa nama di St. Louis pada 1930 dan mungkin juga menunjukkan mesin Rohwedder yang digunakan oleh Papendick Bakery Company. Wikiwand. Roti yang diproduksi pabrik pun dirancang agar lebih lembut daripada yang dibuat di rumah atau di toko roti lokal kecil. Pasalnya, pembeli roti punya persepsi, jika rotinya lembut, artinya roti itu masih segar. “Waktu yang tepat bagi mesin pengiris otomatis karena roti modern yang lebih lembut ini hampir mustahil untuk diiris dengan rapi di rumah,” jelas History. Salah satu merek besar pertama yang mendistribusikan roti iris adalah Wonder. Dimulainya tahun 1930.
Klaten - Dua guci kuno ditemukan Harun Talla 55, pembuat batu bata asal Dusun Karanganyar, Desa Mranggen, Kecamatan Jatinom, Klaten, Jawa Tengah. Dua guci itu dia temukan saat menggali tanah untuk membuat batu hari pada 1999, sekitar pukul WIB, Harun sebenarnya sudah selesai bekerja. "Tapi seperti ada yang membisiki saya agar menggali tanah lagi untuk membuat adukan," kata Harun kepada detikJateng, Sabtu 11/6/2022 pun mengayunkan cangkulnya pelan. Baru tiga ayunan, di kedalaman sekitar 1,2 meter, ujung cangkulnya mengenai batu. "Di bawah batu itu ada dua guci ini. Guci yang besar di bawah, yang kecil menutup yang besar. Guci Tidak ada isinya. Di sekitarnya tidak ada benda lain," ujar Harun. Setelah dibersihkan, dua guci itu dia bawa pulang. Dua guci itu dirawat bersama satu gerabah berbentuk kendi yang dia temukan setahun kemudian. "Kalau kendi ini saya temukan setahun setelah dua guci itu, sekitar 100 meter dari lokasi penemuan guci," kata mengatakan, guci kuno itu banyak peminatnya. "Ada yang menawar Rp 500 ribu. Belum lama ini ada yang menawar Rp 7,5 juta," ujarnya. Namun, Harun masih ingin merawat dua guci menjadi pembuat batu bata, Harun beberapa kali menemukan kendi yang terkubur namun tak ia bawa pulang. Dia juga pernah menemukan sebilah pedang lapuk dan tameng, dakon alat permainan tradisional dari batu, hingga tusuk konde."Dakon itu bukan dari kayu, tapi batu. Saya taruh di lokasi tapi entah dimana sekarang," kata guci keramik kuno dan satu kendi temuan Harun Talla 55, pembuat batu-bata di Desa Mranggen, Jatinom, Klaten. Foto diambil pada Sabtu 12/6/2022. Foto Achmad Hussein Syauqi/detikJatengTetangga Harun, Sri Tunggal, mengatakan ada beberapa pembuat batu bata di kampungnya. Namun, tidak semuanya pernah menemukan benda kuno. "Yang paling sering dapat ya Mas Harun, tak hanya guci. Gucinya pernah ditawar pencari barang antik, tapi tidak dijual," ungkap Sri kepada pengamatan detikJateng, guci tanah liat temuan Harun itu berdiameter sekitar 15 centimeter. Tingginya sekitar 30 centimeter. Di dekat mulut guci itu terdapat empat pegangan yang ditempelkan dengan satu lubang seperti cerek, tapi tak tembus sampai ke dalam. Tak ada ornamen lain selain warna hijau muda pada separuh badan guci itu. Satu guci lainnya lebih kecil, tingginya sekitar 8 centimeter. Bahan pembuatnya sama. Namun, warna hijau mudanya mirip motif pembuat batu bata lain di Dusun Karanganyar, Sunarto 45, mantan rekan kerjanya itu juga pernah menemukan pedang dan tameng. "Dulu banyak orang mencari emas di sekitar sini, di sungai atau di saluran. Di selatan desa ada sungai," kata Sunarto kepada Harun, Sunarto menambahkan, para pembuat batu bata di dusunnya biasanya hanya menemukan batu bata berukuran besar. "Batu bata ukuran besar itu banyak ditemukan di tegalan. Sampai sekarang pun masih ada yang nemu," ungkap pun mencoba mencari batu bata besar itu. Di tepi jalan depan rumah Mulyadi, warga setempat, tampak dua batu bata kuno yang ditumpuk begitu saja. Batu bata itu panjangnya 30 centimeter, lebar 18 centimeter ,dan tebal 10 bata kuno yang ditemukan para pembuat batu bata di Desa Mranggen, Jatinom, Klaten. Foto diambil pada Sabtu 12/6/2022. Foto Achmad Hussein Syauqi/detikJateng"Kalau menggali tanah untuk membuat batu bata sering menemukan batu bata kuno," kata Mulyadi kepada detikJateng. "Kata orang tua, di dekat sungai ke utara, dulu pada zaman Belanda ada jalur rel. Tapi sekarang sudah hilang," imbuh itu, Analis Cagar Budaya dan Museum Dinas Kebudayaan Pemuda Olahraga dan Pariwisata Pemkab Klaten Avi Satyawira mengaku belum bisa menduga lebih jauh tentang dua guci temuan Harun. "Kunonya iya, kuno, kita sudah data. Tapi kita belum bisa menduga guci itu dibuat kapan, di era dinasti atau kerajaan," kata Avi saat dikonfirmasi detikJateng. Simak Video "Aksi Menantang Warga Kawak Jepara Main Sepakbola Api" [GambasVideo 20detik] dil/dil
Biasanyadipakai untuk memekatkan makanan. Di meksiko, tepung jagung biasa dipakai untuk membuat corn tortillas (masa harina) • rice flour atau tepung beras. 2.2. Tepung Beras Tepung beras merupakan salah satu tepung yang sering di pakai masayakat Indonesia. Biasanya dipakai untuk membuat berbagai jenis jajanan pasar.Ilustrasi dapur dan penggilingan gandum di rumah Sayyidatuna Fathimah Az-Zahra. Foto/IstimewaDalam satu riwayat dari Abu Hurairah RA, diceritakan kisah batu gilingan Fathimah yang berputar sendiri berkat bacaan Rasulullah SAW. Suatu hari Rasulullah Muhammad SAW menjenguk putrinya, Fathimah az-Zahra di rumahnya, Rasulullah melihat putrinya sedang menggiling tepung sambil menangis. Rasulullah bertanya ”Kenapa menangis, Fathimah. Mudah-mudahan Allah tidak membuat matamu menangis lagi”. Fathimah menjawab ”Ayah, aku menangis hanya karena batu penggiling ini, dan lagi aku hanya menangisi kesibukanku di rumah yang datang silih berganti”.Rasulullah SAW kemudian mengambil tempat duduk di sisinya. Fathimah berkata ”Ayah demi kemuliaanmu, mintakanlah kepada Ali supaya membelikan seorang budak untuk membantu pekerjaanku membuat tepung dan menyelesaikan pekerjaan rumah”.Mendengar mendengar perkataan putrinya, Rasulullah bangkit dari duduknya dan berjalan menuju tempat penggilingan. Beliau memungut segenggam biji-bijian gandum dan memasukkannya ke batu penggilingan sembari membaca “ BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIIM ” Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.Maka berputarlah alat penggilingan itu dengan izin Allah. Beliau terus memasukkan biji-bijian itu sementara alat penggiling itu terus berputar dengan sendirinya, seraya memuji Allah dengan bahasa yang tidak dipahami manusia. Hal itu terus berjalan hingga biji-bijian itu SAW berkata kepada alat penggilingan itu ”Berhentilah dengan ijin Allah”. Seketika batu penggilingan itu berhenti. Beliau berkata seraya mengutip ayat Alquran yang artinya ”Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka, yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya adalah Malaikat-Malaikat yang kasar, keras yang tidak pernah mendurhakai Allah terhadap yang diperintahkan-NYA, dan mereka selalu mengerjakan segala apa yang diperintah”. QS At-Tahrim 6Merasa takut jika menjadi batu kelak akan masuk neraka, tiba-tiba batu itu berbicara dengan ijin Allah. Batu penggilingan itu berbicara menggunakan bahasa Arab yang fasih. ”Wahai Rasulullah, demi dzat yang mengutusmu dengan hak menjadi Nabi dan rasul, seandainya engkau perintahkan aku untuk menggiling biji-bijian yang ada di seluruh jagat Timur dan Barat, niscaya akan kugiling seluruhnya’.Nabi SAW bersabda ”Hai batu, bergembiralah kamu sesungguhnya kamu termasuk batu yang kelak digunakan untuk membangun gedung Fathimah di surga”. Seketika itu batu penggiling itu sangat bahagia dan momen tersebut, Rasululllah SAW berpesan kepada putrinya, Fathimah ”Jika Allah berkehendak, wahai Fathimah, niscaya batu penggiling itu akan bergerak dengan sendirinya untukmu. Tetapi Allah berkehendak mencatat kebaikan-kebaikan untuk dirimu dan menghapus keburukan-keburukanmu serta mengangkat derajatmu. Hai Fathimah siapa saja istri yang membuatkan tepung untuk suaminya dan anak anaknya, Allah akan mencatat baginya memperoleh kebaikan dari setiap butir biji yang tergiling, dan menghapus keburukkannya serta meninggikan derajatnya.”Kemudian Nabi berkata “Wahai Fathimah, mana saja istri yang berkeringat di sisi alat penggilingannya karena membuatkan bahan makanan untuk suaminya, kecuali Allah akan memisahkan atas dirinya dan neraka sejauh tujuh hasta. Wahai Fathimah, siapa saja istri yang meminyaki rambut anak-anaknya dan menyisir rambut mereka dan mencuci baju mereka, kecuali Allah akan mencatat baginya memperoleh pahala seperti pahalanya orang yang memberikan makan kepada seribu orang yang kelaparan. Dan seperti pahalanya orang yang memberikan pakaian kepada seribu orang yang sedang dari Ibnu Mas’ud, Rasulullah SAW bersabda ”Ketika seorang istri mencucikan pakaian suaminya, maka Allah mencatat untuknya memperoleh seribu kebajikan dan mengampuni seribu keburukannya. Meninggikan seribu kali derajat untuknya dan semua barang yang berada di bawah siraman mentari memohonkan ampun untuknya”.Aisyah RA mengatakan "Suara penenunan yang dilakukan oleh seorang istri, itu menyamai gemuruh suara takbir dalam perang fi sabilillah. mana saja seorang istri yang memberi pakaian suaminya dari hasil tenunannya, kecuali pada benang tenunan itu tercatat seribu kali SAW juga bersabda ”Barang siapa yang membuat gembira hati seorang istri maka ia bagaikan tengah menangis karena takut kepada Allah maka Allah mengharamkan tubuhnya dari api neraka”.rhsPermenkaret xanthan kadang-kadang dapat ditambahkan ke tepung bebas gluten untuk membantu merangsang kekenyalan yang terkait dengan gluten. Tepung bebas gluten tidak selalu dapat menggantikan 1: 1 untuk tepung terigu, jadi pastikan untuk memeriksa resep spesifik kamu. Tepung bebas gluten cocok digunakan untuk kue, pancake, roti, dan muffin. 10. Kali ini kami menceritakan legenda batu menangis dalam versi cerita pendek. Untuk cerita yang lebih lengkap adik-adik dapat menggunakan menu pencarian yah. Cerita rakyat ini cukup populer dan menjadi salah satu dongeng yang sering diceritakan sebagai pengantar tidur. Penarasan dengan kisahnya? Yuk kita ikuti bersama-sama Di sebuah desa kecil pada zaman dahulu, seorang gadis tinggal bersama ibunya. Gadis itu sangat cantik. Setiap hari dia merias wajah dan memakai pakaian terbaiknya. Dia tidak suka membantu ibunya bekerja di ladang. Gadis itu sangat malas. Suatu hari, sang ibu meminta gadis itu untuk menemaninya pergi ke pasar untuk membeli makanan. Awalnya gadis itu menolak, tetapi ibunya membujuknya dengan mengatakan mereka akan membeli pakaian baru. Gadis itu akhirnya setuju. Tapi dia meminta ibunya untuk berjalan di belakangnya. Dia tidak ingin berjalan berdampingan dengan ibunya. Meski ibunya sangat sedih, dia setuju untuk berjalan di belakang putrinya. Dalam perjalanan ke pasar, semua orang mengagumi kecantikan gadis itu. Mereka juga penasaran. Di belakang gadis cantik itu, ada seorang wanita tua dengan gaun sederhana. Gadis itu dan ibunya terlihat sangat berbeda! “Halo, nona cantik. Siapa wanita di belakang Anda?” tanya mereka. “Dia adalah pelayanku,” jawab gadis itu. Ibunya sangat sedih, tapi dia tidak mengatakan apapun. Gadis itu dan ibunya bertemu orang lain. “Halo, cantik. Siapa wanita di belakangmu?” tanya mereka lagi. Sekali lagi gadis itu menjawabnya ibu adalah pelayannya. Dia selalu mengatakan bahwa ibunya adalah pelayannya setiap kali mereka bertemu orang. Akhirnya sang ibu tidak bisa menahan kesabarannya lagi. Dia berdoa kepada Tuhan untuk menghukum putrinya. Tuhan menjawab doanya. Perlahan, kaki gadis itu berubah menjadi batu. Prosesnya berlanjut ke bagian atas tubuh gadis itu. Gadis itu sangat panik. “Ibu, maafkan aku!” dia menangis dan meminta ibunya untuk memaafkannya. Tapi sudah terlambat. Seluruh tubuhnya akhirnya menjadi batu besar. Sampai saat ini orang masih bisa melihat air mata berjatuhan dari batu tersebut. Orang kemudian menyebutnya batu tangis atau dalam bahasa Indonesia berarti batu menangis. Pesan moral dari Cerita Pendek Legenda Batu Menangis ini adalah sayangi dan berbaktilah kepada ibumu, karena ridho orangtuamu adalah sumber kesuksesan dan kebahagiaanmu dimasa yang akan datang. Baca juga cerita pendek terbaik lainnya yaitu Cerita Pendek Rakyat Indonesia Legenda Si PenyumpitDongeng Cerita Pendek Mengenai Kejujuran Kisah Putri KemuningCerita Pendek Legenda dari Aceh Mentiko Berbuah5 Cerita Pendek Putri Agar Anak Tidur dengan Cara MenyenangkanKumpulan Contoh Cerita Pendek Cerpen Terbaik Untuk KeluargaCerita Pendek Terpopuler Kisah Bawang Putih dan Bawang MerahDongeng Cerita Pendek Legenda Naga Baruklinting Navigasi pos
Search Asal Susuk. Dijelaskan, nama Sunter diyakini berasal dari nama sungai Sunter yang alirannya melewati wilayah tersebut Type: EP Release date: 1998 Catalog ID: 74321-59683-2 Label: BMG Entertainment Format: CD Asal Usul Kampung Kerinchi, Kuala Lumpur Kampung Kerinchi yang dibangunkan semula dengan kediaman mewah Kerinchi Residensi sebenarnya menyimpan pelbagai sejarah penting Samono uga